Master of Mathematic
Jumat, 11 Januari 2013
Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)
a.
Model Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaaan kelas.( Arends dalam Agus suprijono : 2009 : 46) Setiap model
pembelajaran mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam
mengajarkan suatu konsep atau materi tertentu tidak ada satu model pembelajaran
yang lebih baik dari pada model pembelajaran lainnya. Berarti untuk setiap
model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat
dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
Fungsi
model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap model yang
akan di gunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam
pembelajaran tersebut. Model pembelajaran memiliki 4 ciri khusus, yaitu (1)
rasional teoritik logis yang disusun oleh para pecipta atau pengembangnya; (2)
landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dan berhasil; dan (4) lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.
b.
Model pembelajaran Auditory
Intellectual Repetition
Tidak
semua metode mengajar dapat mewakili wahana pencapaian tujuan pendidikan. Dalam
kenyataannya, banyak kelemahan dan hambatan pembelajaran di kelas terjadi
antara guru dengan siswa ataupun antar siswa. Untuk mengatasi kelemahan dan
hambatan tersebut maka dapat menerapkan model pembelajaran AIR.
Model
AIR adalah dari kata Auditory,
Intellectual dan Repetition. Auditory berarti bahwa belajar haruslah dengan
melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, berprestasi, argumentasi,
mengemukakan pendapat dan menanggapi. Intellectualy bermakna bahwa belajar haruslah
menggunakan kemampuan berpikir (mind-on), haruslah dengan konsentrasi pikiran
dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi,
menemukan, mencipta, menkonstruksi, memecahkan masalah dan menerapkan. Repetition
adalah pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara
siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quiz. Langkah-langkah model
pembelajaran AIR adalah sebagai berikut :
1)
Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok, masing-masing kelompok 4-5 anggota.
2)
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
dari guru
3)
Setiap kelompok
mendiskusikan tentang materi yang mereka pelajari dan menuliskan hasil dari
hasil diskusi tersebut dan selanjutnya untuk dipresentasikan didepan kelas
(Auditory)
4)
Saat diskusi
berlangsung, siswa mendapat soal atau permasalahan yang berkaitan dengan materi
5)
Masing-masing kelompok
memikirkan cara menerapkan hasil diskusi serta dapat meningkatkan kemampuan mereka
untuk menyelesaikan maslah dari guru (Intellectual)
6)
Setelah selesai
berdiskusi, siswa mendapat pengulangan materi dengan cara mendapatkan tugas
atau kuis tiap individu (Repetition).
Kamis, 10 Januari 2013
Strategi Pembelajaran Mendalam ( SATE MLE)
a. Hakeket
Strategi SATE MLE
Menurut
Akmaludin S.Pd., M.Pd. dalam Seminar ”Telaah
Metode Pembelajaran berkarakter” di STMIK Syaikh Zainudin NM Anjani,
menjelaskan bahwa Stategi pembelajaran SATE MLE adalah metode
pembelajaran kekinian menuju pembelajaran berkarakter yang menekankan pada
perbaikan proses hingga pembelajaran berkarakter terwujud.
Strategi SATE MLE adalah model pembelajaran mendalam yang
menekankan pada pembelajaran mastery learning hal ini tidaklah berlebihan bahwa selama penerapan pembelajaran model
tersebut setiap orang berkepentingan untuk meraih keberuntungan. Mastery
learning ( Belajar Tuntas) adalah proses belajar
mengajar yang bertujuan agar bahan ajaran dikuasai secara tuntas, artinya
dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Belajar tuntas ini merupakan strategi
pembelajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok.
b. Kelebihan
dan Kekurangan SATE MLE
Menurut
Akmaludin S.Pd., M.Pd. dalam Seminar ”Telaah
Metode Pembelajaran berkarakter” di STMIK Syaikh Zainudin NM Anjani,
kelebihan dan kekurangan SATE MLE adalah sebagai berikut :
1)
Kelebihan strategi SATE MLE
a)
Peserta
didik dilatih dan diarahkan untuk memegang prinsip kejujuran,
kedisiplinan, tata pergaulan ( kerja sama), bekerja giat serta
menghilangkan adanya bulliying diantara sesama
pesrta didik.
b)
Tingkat
kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menjadi perhatian
pendidik.
c)
Setiap
peserta didik disibukkan dengan mencari penyelesaian dari persoalan
yang dihadapi sehingga materi benar- banar dikuasai peserta
didik dan mastery learning terwujud. Dengan demikian hak-hak asasi dari
peserta didik terpenuhi.
d)
Dalam
penerapan SATE MLE tidak dibenarkan adanya bulliying selama
pembelajaran sehingga setiap peserta didik merasa aman dari rasa malu,
takut karena ketidak bisaan mereka, menghilangkan rasa bangga diri yang
berlebihan sebagai akibat peserta didik meras pintar bila dibandingkan
dengan lainnya.
2)
Kekurangan strategi SATE MLE
a)
Peserta didik belum terbiasa dengan
pelaksanaan metode SATE MLE,
b)
peneliti belum terbiasa melaksanakan
pembelajaran ini,
c)
penerapan metode ini membutuhkan waktu yang
cukup banyak,
d)
perhatian yang serius dari seorang
pendidik
e)
membutuhkan komitmen yang kuat dalam
pelaksanaanya.
Langganan:
Postingan (Atom)